a dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. b. mendorong manusia senantiasa berusaha atau berikhtiar secara Pertanyaan lain tentang: Bahasa lain. Apa saja kelebihan menggunakan telepon Bahasa lain 2 10.01.2019 03:37. b. jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan topat1. sebutkan kandungan q. s. an-nisa' (4): 59

Disusun Oleh NAMA Fita Choiyanti NIM 201553023 PROGDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keimanan dan Ketaqwaan” ini dengan lancar. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kudus, 29 Oktober 2015 Penulis Fita Choiyanti 2 Daftar isi 3 ABSTRAK Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup. Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut. Keimanan baru sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan sehari – adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam yakni percaya allah, percaya pada para Rasul, percaya pada malaikakt dan kitab allah, percaya pada risalah hari bangkit , pokok agama serta rela pada ketentuan allah. Sedangkan Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten istiqomah . Keimanan dan Ketakwaan sangat berperan dan berpengaruh penting buat manusia dalam menjalani kehidupan hal ini dikarenakan keimanan dan ketakwaan sebenarnya telah melekat pada manusia serta keimanan dan ketakwaan jugalah yang membentuk kerakteristik dan sifat kebaikan manusia. 4 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak sangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan dan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utama untuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensi yang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu akan hilang secara perlahan. Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatar belakangi kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok. 5 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian iman? 2. Bagaimana tanda-tanda orang yang beriman? 3. Apa pengertian takwa? 4. Bagaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan? Tujuan Masalah 1. Mendeskripsikan pengertian iman 2. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman 3. Mendeskripsikan pengertian takwa 4. Menjelaskan korelasi antara keimanan dan ketakwaan Manfaat 1. Bagi penulis melatih potensi penulis dalam menyusun makalah 2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari 6 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Iman Iman menurut bahasa adalah yakin, keimanan berarti keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan taqwa kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam. Dalam surah al-Baqarah ayat 165 ÙˆَÙ…ِÙ†َ النَّاسِ Ù…َÙ†ْ ÙŠَتَّØِذُ Ù…ِÙ†ْ دُونِ اللَّÙ‡ِ Ø£َÙ†ْدَادًا ÙŠُØ­ِبُّونَÙ‡ُÙ…ْ ÙƒَØ­ُبِّ اللَّÙ‡ِ ۖ Ùˆَالَّذِينَ آمَÙ†ُوا Ø£َØ´َدُّ Ø­ُبًّا Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ ۗ ÙˆَÙ„َÙˆْ ÙŠَرَÙ‰ الَّذِينَ ظَÙ„َÙ…ُوا Ø¥ِذْ ÙŠَرَÙˆْÙ†َ الْعَذَابَ Ø£َÙ†َّ الْÙ‚ُÙˆَّØ©َ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ جَÙ…ِيعًا ÙˆَØ£َÙ†َّ اللَّÙ‡َ Ø´َدِيدُ الْعَذَابِ Artinya “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal.” Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan Al-Immaanu aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan. Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. 7 Definisi Iman Secara Istilah Syar’iy 1 Al-Imaam Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata الإيمان في الشرع عبارة عن جميع Ø§Ù„ØØ§Ø¹Ø§Øª الباØÙ†Ø© والظاهرة “Iman dalam pengertian syar’iy adalah satu perkataan yang mencakup makna semua ketaatan lahir dan batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403]. An-Nawawiy menukil perkataannya الإيمان في لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل بالأركان “Iman dalam istilah syar’iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh” [Syarh Shahih Muslim, 1/146]. 2 Imaam Ibnu Abdil-Barr rahimahullah berkata أجمع أهل الفقه ÙˆØ§Ù„Ø­Ø¯ÙŠØ Ø¹Ù„Ù‰ أن الإيمان قول وعمل، ولا عمل إلا بنية “Para ahli fiqh dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238]. 3 Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata حقيقة الإيمان مركبة من قول وعمل. والقول قسمان قول القلب، وهو الاعتقاد، وقول اللسان، وهو التكلّÙ… بكلمة الإسلام. والعمل قسمان عمل القلب، وهو نيته وإØÙ„اصه، وعمل الجوارح. فإذا زالت هذه الأربعة، زال الإيمان بكماله، وإذا زال تصديق القلب، لم تنفع بقية الأجزاء “Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua perkataan hati, yaitu i’tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa’. Perbuatan juga ada dua perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran tashdiiq dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikihaa, hal. 35]. Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya. 8 2. Tanda-tanda Orang yang Beriman Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut 1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya al-Anfal 2. Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya. 2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul Ali Imran 120, al-Maidah 12, al-Anfal 2, at-Taubah 52, Ibrahim 11, Mujadalah 10, dan at-Taghabun 13. 3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya al-Anfal3dan al-Mu’minun 2, 7. Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya. 4. Menafkahkan rezki yang diterimanya al-Anfal 3 dan al-Mukminun 4. Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin. 5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan al-Mukminun 3, 5. Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah. 6. Memelihara amanah dan menempati janji al-Mukminun 6. Seorang mu’min tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji. 7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong al-Anfal 74. Berjihad di jalan Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa. 8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin an-Nur 62. Sikap seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul. Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda orang beriman sebagai berikut 9 1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik. 2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri. 3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat. 4. Senantiasa jujur dan adil. 5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi. 6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme. 7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut. 8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha. 9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi. A. Toto Suryana AF, 1996 69. 3. Pengertian Taqwa Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten istiqomah . Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan. A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman. B. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta. 10 C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal. D. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri. E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan. 4. Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan cirri-ciri daro orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud. Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah Tidak ada Tuhan selain Allah lebih menekankan pengartian tauhid praktis tauhid ibadah. Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah. Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen. 11 Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengartian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. 12 BAB III KESIMPULAN Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk merasakan kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga unsure akidah dalam islam. Yaitu isi hati, ucapan, dan tingkah laku. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah QS Al-Anfal 2-4 yang artinya “bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka karena-Nya dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki nikmat yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul. 13 BAB IV SARAN Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya meningkat. Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga. Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup. 14 DAFTAR PUSTAKA 15

Setelahmenerima materi layanan BK tentang Implementasi Iman dan Taqwa pada kehidupan modern saya menyadari bahwa saya sering lupa beribadah pada Tuhan YME kehidupan 5. Materi layanan BK tentang Implementasi Iman dan Taqwa di era globalisasi, menyadarkan saya akan pentingnya iman dan taqwa pada kehidupan modern saat ini C. KETRAMPILAN (ACTION)

Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 090209 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d81df05ee31b8f4 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Seorangmuslim sejatinya diperintahkan untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala dengan sebaik-baiknya takwa. Karena hanya dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya itulah, sebagai hamba Allah subhanahu wata'ala, kita akan mendapatkan jaminan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Baca juga: Dzikir Petang, Bacaan dan Faedahnya

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semakin berkembangnya dunia ketika ini selain berdampak positif, juga berdampak negatif. pada kehidupan terkini ini, iman serta taqwa sangat dibutuhkan buat menguatkan landasan hidup bagi manusia. tetapi kenyataannya saat ini banyak orang yang mengaku beriman tetapi mereka jarang sekali menerapkan iman dan ketaqwaan mereka dalam kehidupan. Sedangkan mereka sendiri mengaku menjadi umat Islam yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT. Mereka sibuk mencari kepuasan serta kenikmatan duniawi. Mereka lebih mementingkan kebutuhan materi dibandingkan dengan kebutuhan rohani. seluruh rela mereka korbankan hanya untuk memenuhi hawa nafsu mereka. Lalu bagaimanakah implementasi Iman dan Takwa di kehidupan modern?Iman ialah membenarkan menggunakan hati, mengikrarkan menggunakan mulut dan mengamalkan dengan anggota badan."Membenarkan menggunakan hati" maksudnya mendapatkan segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam."Mengikrarkan menggunakan mulut" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadun Rasulullah" tidak terdapat sesembahan yang hak kecuali Allah serta bahwa Muhammad adalah utusan Allah."Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya pada bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinyaTakwa merupakan takut dan selalu menjaga dri untuk tidak terjerumus pada perbuatan dosa, mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi khalifah di muka bumi dengan jalan menenunaikan kewajiban yang harus diembannya dengan penuh kesungguhan, kejujuran, serta wujud dari Iman dan Takwa?Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga terikat dengan aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim berarti meyakini serta melaksanakan segala sesuatu yang diatur pada ajaran Islam. Sedangkan menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, adalah salah satu bentuk wujud seorang muslim yang bertaqwa. karena taqwa adalah sebaik-baik bekal yang harus kita peroleh pada mengarungi kehidupan bagaimanakan pembentukan sebuah Iman?Pada dasarnya, proses pembentukan iman. Diawali dengan proses perkenalan, mengenal ajaran Allah merupakan langkah awal pada mencapai iman kepada Allah. Jika seorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang tersebut tidak mungkin beriman pada Allah. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan pula perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seorang bisa saja seseorang yang benci sebagai suka. Seorang anak wajib dibiasakan terhadap apa yang diperintahkan Allah serta menjahui larangan Allah supaya kelak nanti terampil melaksanakan ajaran Allah. Selanjutnya, tahukah Anda, apakah korelasi antara Keimanan dan Ketakwaan? Korelasi antara keimanan dan ketakwaan adalah pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis ialah tahuid yang membahas tentang keesaan Zat, sifat dan Perbuatan Tuhan. Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah berhubungan dengan amal serta ibadah insan. Tauhid praktis merupakan penerapan dari tauhid toritis. seperti dengan istilahlain, tak ada yang disembah selain Allah, atau yang wajib disembah hanyalah Allah semata yang menjadikan-Nya kawasan tumpuan hati dan tujuan gerak langkah. Oleh sebab itu, seseorang baru dinyatakan beriman serta bertakwa, bila telah mengucapkan kalimat tauhid serta dengan mengamalkan semua perintah Allah serta menjahui Iman dan Takwa di Kehidupan Modern. Sebelumnya tahukah Anda problem, tentangan dan resiko di kehidupan modern? Problem, tantangan dan resiko di kehidupan modern adalahPenemuan Teknologi, berdampak terjadinya pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beragam penyakit, hingga belum lagi pada tingkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon dan pemanasan global akibat rumah bidang ekonomi, problem kapitalisme-kapitalisme telah melahirkan manusia yang konsumtif, materialistik dan moral, Globalisasi pada hakikatnya adalah Westernisasi, berupa penanaman nilai-nilai Barat yang menginginkan terlepasnya ikatan-ikatan nilai moralitas agama. Sekularisme, kondisi ini menghasilkan split personality, seseorang bisa berkepribadian ganda, pada saat yang sama ia bisa menjadi seorang koruptor misalnya, meskipun ia juga dikenal seorang yang rajin beribadah. Hal ini terjadi karena urusan dunia adalah dunia dan tidak harus diakitkan dengan keilmuan, faham dalam bidang keilmuan yang menggunakan tolok ukur kebenaran yang rasional, empiris, eksperimental dan terukur. Sesuatu dikatakan benar apabila memenuhi kriteria Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern adalah menjadi dasar sekaligus menjadi inspirasi bagi kemajuan, selain itu juga sebagai; 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
1 Meningkatkan Iman dan Taqwa Para Siswa. Manfaat pertama dari kegiatan MABIT adalah untuk meningkatkan iman dan takwa para siswa. Meskipun kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu yang singkat, biasanya hanya 1 malam saja tetapi bisa sangat berpengaruh pada keimanan dan ketakwaan siswa yang mengalami peningkatan.
Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan Sahabat Islam sekalian yang insyaAllah dirahmati oleh Allah Swt, berikut adalah artikel singkat yang yang diharapkan semoga dapat menjadi acuan untuk diri pribadi dan juga orang lain dalam proses meningkatkan keiman dan ketaqwaan kita dikehidupan sehari-hari, berikut ini adalah ulasannya 1. Pembinaan Iman Kata pembinaan menurut Etimologi berasal dari kata “ bana “ yang berarti membangun, sedangkan kata “ binaan “ berarti Pembangunan. Apa bila iman di artikan sebagai pandangan dan sikap hidup maka pembinaan iman berarti membina atau membangun manusia seutuhnya. Seperti halnya dengan cinta yang timbul melalui proses, mulai dari saling mengenal, kemudia meningkat menjadi senang, rindu yang di ikuti dengan berbagai konsekuensi. Demikian pula halnya dengan Iman. Iman juga melalui proses seluruh factor yang mempengaruhi manusia sejak ia masih didalam kandungan sampai disaat dimana seorang berada lahir akan berpengaruh kepada keimanannya. Proses kelahiran manusia di awali dengan “nutfah” spermatozoid yang di produksi oleh organ laki laki. Setelah bertemu dengan “ buwaidlah “ ovum dalam rahim wanita. Lalu nutfah tersebut meningkat menjadi “ alaqah “ darah yang menggumpal selanjudnya menjadi “ mudqhah “ gumpalan daging lalu di lengkapi dengan tulang belulang dan organ – organ lainnya. Setelah seluruh organ biologisnya terbentuk maka di tiupkanlah di masukkanlah RUH roh di dalamnya pada saat sang bayi lahir. Proses tersebut bukan hanya menyangkut soal organ tubuh saja melainkan juga menyangkut fisik dan psikisnya. Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang hamil akan mempengaruhi jiwa yang di yang mengandung juga tak lepas dari pengaruh suaminya. Karena itu secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup seorang suami pun berpengaruh terhadap fisik dan psikis janin yang ada di dalam kandungan sang ibu. Oleh karena itu jika seorang ibu kelak menginginkan anaknya menjadi seorang mukmin maka hendaknya seorang suami istri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang di perintahkan oleh Allah SWT. Pada dasarnya anak lahir tidak di sertai dengan ilmu, ia hanya di lengkapi dengan indra pendengaran, penglihatan, dan beberpa indrawi lainnya, dari sarana itu manusia mampu menanggapi pengaruh dan informasi yang ada dilingkungannya dan segala sesuatu di lingkungannya itulah yang juga selanjudnya dapat mempengaruhi sikapnya. “Fitrah ilahiyah” yang di bawanya sejak di dalam rahim ibunya, memerlukan pemupukan yang berkesinambungan, benih yang unggul apa bila tidak di sertai pemeliharaan yang intens besar kemungkinan menjadi punah demikian pula halnuya dengan benih iman, berbagai pengaruh akan diri seseorang akan mengarahkan ke kepribadian seseorang, baik pengaruh yang datangnya dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan atau lingkungan lain, termasuk benda benda mati, seperti, cuaca, tanah, air dan lingkungan flora serta faunanya. Seseorang yang sejak lahir hidup di lingkungan hutan, maka corak kepribadian yang mewarnai dirinya adalah kepribadian manusia untuk menanggulangi liku-liku hidup di hutan amat lincah dan terampil. Pengaruh pendidikan keluarga, baik langsung maupun tidak, amat berpengaruh terhadap iman seseorang, tingkah laku orang tua dalam rumahtangga senantiasa memberikan contoh dan teladan bagi anak-anak , tingkah laku yang baik ataupun buruk, akan pula di ikuti atau di tiru oleh anak – anak. Dalam hal ini Nabi Bersabda “ setiap anak , lahir membawa fitrah, orang tuanyalah yang berperan untuk menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Pendidikan dalam rumah tangga amatlah penting, hendaklah apa yang berada di dalam rumah itu di teliti baik- baik, entah itu perabotan, hiburan, hingga alat – alat dapur dan mainan karena segalanya dapat berdampak bagi anak – anak didalam suatu kebiasaan dalam rumah tangga, apakah itu berdambak negative ataupun ataupun positif . demikian juga makanan yang akan diberikan kepada anak, apakah tu baik halal atau bururk haram . Hal- hal yang menunjang kearah yang positif hendaklah dipertahankan dan sebaliknya yang mengundang hal-hal negative hendaknya dibuang atau paling tidak di kurangi. Orang tua yang menghendaki anaknya menjadi pencinta Alquran, maka sesuatu yang mnunjang kea rah itu hendaklah di ciptakan sehingga menjadi terbiasa dengan suasana yang mewarnai rumah tangganya, seperti, suara kaset-kaset alquran, hiasan dinding dan lain-lain yang bertuliskan ALquran. Sebaliknya hiburan anak anak seperti video, kaset dan lain2 yang amat berpengaruh contohnya film perang perangan, mula mula anak hanya menginginkan alat alat yang ada di dalam film tersebut seperti pistol, pedang, tombak dll, setelah memasuki usia dewasa alat alat yang berupa mainan akan dig anti dan ditinggalkan menjadi alat yang sebenarnya. Pada dasarnya proses pembentukan iman juga demiakian, diawali dengan proses perkenalan yang sekaligus diirangi dengan latihan pengamalan kemudia meningkat menjadi senang. Mengenal ajaran allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah, jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan mempraktikkannya amak orang tersebut tidak mungkin akan beriman kepadanya, dan jika seseorang tidak mempelajari Alquran maka tidak mungkin ia menjadi mukmin yang baik. Sekedar mengenal ajatan allah belum tentu bisa dikatakn beriman dan mungkin kebalikannya akan justru berbalik membencinya, hal ini seperti dinyatakan dalam QS. Al- Baqarah 2 146 bahwa orang yahudi itu mengenal Nabi Muhammad berarti mengenal ALquran ibarat kenalnya orang tua terhadap anaknya. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Artinya Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Al Kitab Taurat dan Injil mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Orang orang yahudi tersebut setelah mengenal Alquran ia kufur atau menantang seperti yang dinyatakan dalam QS. An-Nisaa’ 4 46 yang berbunyi مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا Artinya Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan mereka mengatakan pula "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan mereka mengatakan "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. Maka berdasarkan ayat ayat di atas hendaklah seorang anak diperkenalkan dengan ayat ayat Alquran karena bagaimana mungkin seorang anak bisa menjadi mukmin yang baik jika tidak mengenal kitab Suci Alquran. Di sampign proses perkenalan maka proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, Karena dari kebiasaan itulah seorang anak yang bermula dari kebenciannya bisa berubah menjadi senang dan dibiasakan pula untuk senantiasa melaksakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selama manusia masih hidup maka kemungkinan untuk menerima barbagai pengaruh tetap terbuka. Anak yang lahir dari keluarga yang baik-baik belum tentu selamanya akan baik pula dan sebaliknya sikap yang negative dapat berbalik menjadi positif jika yang positif mampu mempengaruhi yang antara baik dan buruk didalam kehidupan manusia akan terus terjadi sepanjang hayatnya,namun berapa besarnyapun hambatan dan rintangan yangt di hadapi oleh manusia apa bila niatnya kokoh Lillahi taala maka rintangan tersebut pasti dapat di lalui, bercermin pada perjuangan dan rintangan yang di hadapi oleh Nabi Besar Muhammad SAW dalam menggapai ajaran Allah dan menyampaikannya. Di antara tantangan itu ada yang datang dari familinya dan ajaran ajaran nenek moyang, pola pikir tradisional, rasialisme, dan materialisme pada masa itu, suatu ketika Rasulullah pernah mendapatkan Bujukan dari kaum Quraisy, yang menyatakan akan memberinya harta berapapun yang dikehendakinya serta jabatan atau wanita yang di inginkannya asalkan nabi menghentikan dakwahnya tersebut. Namun Rasullah menolaknya meski akan menghadapi tantangan yang lebih berat daripada itu. Tantangan yang awalnya bersifat bujukan akhirnya meningkat menjadi Fitnah ancaman fisik maupun Ekonomi namun dengan keteguhannya tantangan demi tantangan dapat dilaluinya. Sahabatnya nabi Umar Bin Khattab yang dulunya berpikir Negatif tentang dakwah nabi akhirnya berubah menjadi Pemikiran yang Positif setelah mendengar langsung dari nabi Muhammad tentang ajaran ajaran allah terhadap manusia. Mengenal ajaran Allah secara tepat dan benar merupakan pengantar untuk menjadi mukmin dan sebaliknya kekeliruan memahami ajaran Allah akan berakibat fatal, bahkan lebih fatal dari pada tidak mengetahuinya dama sekali. Dan salah satu contoh penistaan yang dilakukan para umat Yahudi terhadap Ajaran Allah adalah dengan cara memutar balikkan pengertian di dalam Alquran dengan tujuan agar para pengikut nabi Muhammad dan Alquran salah kaprah dalam beriman. Oleh karena itu seorang cendikiawan haruslah berhati hati terhadap usaha – usaha yang dilakukan oleh Yahudi melalui agen – agennya. Pengertian iman yang yang semestinya sebagai pandangan dan sikap hidup yang ruang lingkupnya meliputi Qalbu,ucapan dan perilaku di persempit dan dipotong sehingga menjadi percaya, yang asal hatinya mengakui ia dinyatakan sebagia orang yang beriman walaupun tindak tanduknya bukan berdasarkan dengan ajaran Allah SWT. 2. Ketakwaan Seperti yang di langsir didalam ajaran islam bahwa islam tidak mengehendaki seseorang yang hanya cukup beriman , akan tetapi harus digandengakan dengan perbuatan. Perbuatan yang dimaksudkan adalah; Ketakwaan. Iman dan Taqwa IMTAQ adalah kesaytuan yang tak dapat di pisahkan dan saling mengikat satu samalain, keduanya tidak dapat dipilih dan di pilah karena cirri cirri orang yang beriman adalah ia bertakwa dan sebaliknya orang yang bertakwa pasti ia beriman. Konsep ketakwaan berasal dari kata Taqwa dan adapun pengertiannya adalah mengikuti memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Mengingat definisi Taqwa ini, memang tidak mudah melakukan taqwa yang sebenarnya. Sebab melaksanakn semua perintah Allah adalah hal yang cukup berat dan di tambah lagi dengan menjauhi segala larangannya maka akan semakin bartambah berat. Utnuk itulah kita dituntut untuk selalu senantiasa meningkatkan ketakwaan dan aplikasinya di bingkai dalam bentuk ibadah yang dimana ibadah itu sendiri adalah bentuk ketundukannya kta terhadap Allah. Ibadah memiliki 2 defenisi yakni “ ibadah nahdlah atau ritual dan ghairu mahdlah atau ibadah social “. Ibadah ritual adalah ibadah kepada allah yang telah ditentukan tata caranya,syaratnya,dan rukunnya oleh Allah didalam ALquran atau hadits dan pelanggaran terhadap tata cara atau ritualnya dapat membuat ibadah itu tidak sah. Sedangkan ibadah social adalah ibadah yang jenis atau macamnya tidak ditentukan baik oleh ALquran atau pula sunnah rasul. Ibadah social menyangkut tentang perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang manusia atau mukmin selama tidak terdapat larang di dalamnya dengan niat karena Allah SWT. Adapun beberapa ciri-ciri orang yang Taqwa adalah - Ia memiliki lidah yang menjadikannya selalu sibuk berdzikir kepada Allah,serta memperbincangkan Alquran serta ilmu-ilmu yang bermanfaat - Ia memiliki hati atau perasaan yang tidak memelihara perasaan dengki, permusuhan atau iri hari terhadap sesamanya - Pendangannya tidak memandang kepada yang haram di dunia karena nafsu tetapi ia memandangnya sebagai I’tibar contoh - Perutnya tidak di masukkannya yang haram - Tangannya tidak di panjangkan kearah yang haram - Telapak kakinya tidak digunakan ketempat yang penuh dengan maksiat dan - Ketaatannya murni karena Allah. Amalan- amalan seperti ini tidak mudah untuk dilaksanakan namun bagi mereka yang benar –benar menginginkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak maka semua itu tak akan menjadi berat baginya meski harus berusaha keras sedikit demi sedikit demi menanam rasa ketaqwaan hingga mendarah daging, terbiasa melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala Larangannya dan dampak dari usaha itu akan mendapatkan jalan kemudahan dalam memecah setiap persoalan dan diberi rezeki yang datangnya tak diduga duganya. QS. Ath Thalaaq 2-3 yang berbunyi barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan rezeki dari arah yang tidak disangka sangkanya. QS. Al Hasyr 59 18 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Artinya Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Jika kita perhatikan, takwa adalah merupakan kaidah yang terdiri dari suruhan amar dan larangan nahyi maka kelaksakan amar ganjarannya adalah pahala reward dan sebaliknya melaksanakan nahyi berdampak siksa punishment . Orang yang melaksanakan ketakwaan disebut “ muttaqiin “ sehingga disetiap ibadah ritual pada akhirnya akan menacapai derajat Alquran sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa,berpuasa dan shalat yang dilakukan bedampak pada amar ma’ruf nahyi mungkar, naik haji agar menjadi haji mabrur. Artinya semua berdampak kebajikan yang dibingkai oleh ketakwaan. Jadi sebagai kesimpulan bahwa keimanan itu berada pada Qalbu jiwa yang di aplikasikan melalui ketakwaan yang di wadahi oleh dua 2 bentuk ibadah yaitu “ mahdlah dan Gair Mahdlah “. Demikianlah penjelasan singkat tentang Konsep Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan diatas semoga bermanfaat dan dapat bernilai ibadah disisi Tuhan yang Maha Esa aammiinn.. "Terimakasih serta sukses selalu menyertai anda "
Seseorangyang mengaku beriman namun tidak pernah berakhlak yang mulia atau sesuai dengan islam, tentu menjadi pertanyaan apakah benar-benar dalam keimanan yang kuat. Untuk itu, tidak hanya cukup dengan iman, namun harus juga membuktikan diri dengan akhlak. Iman dan Akhlak adalah Satu Kesatuan ; Iman dan akhlak adalah satu kesatuan.
Copyright 2012 – KEIMANAN DAN KETAKWAAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama IslamDosen Pengajar Sugeng Santoso, MAG DISUSUN OLEH M. FIRMAN AKBAR BISNIS CM. LUDVI RAKHMAWAN BISNIS CILMU ADMINISTRASI BISNISFAKULTAS ILMU ADMINSTRASIUNIVERSITAS BRAWIJAYASEPTEMBER 2012 Pedidikan Agama Islam Keimanan dan Ketakwaan2 Copyright 2012 – Daftar Isi A. Pendahuluan ........................................................ 3B. Isi ........................................................ 4-91. Pengertian Iman ..................................................... 42. Wujud Iman .. ..................................................... 63. Proses Terbentuknya Iman .................................... 64. Tanda-Tanda Orang Beriman ................................ 75. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan ....................... 8C. Penutup ........................................................ 10D. Daftar Pustaka ........................................................ 11 Pedidikan Agama Islam Keimanan dan Ketakwaan3 Copyright 2012 – A. Pendahuluan Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain ataudengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosialmanusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidakmengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlaksangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanandan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengankata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pulaakhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utamauntuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensiyang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalandengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah olehlingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknyapotensi itu akan hilang secara ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, olehmasyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yangsebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalumenganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai artibahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkanhal tersebut berjalan begitu saja.

Keimanandan ketakwaan serta implementasi dalam kehidupan modern. 1. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. 2. 1.ARI PRAYITNO (01608) 2.M. SAIFUL ARIF (01628) 3.ASONGKO ALFAN (01629) 4.M. SYAFI'I (01643)

✉️ Soal Jawab 📈 CARA MENINGKATKAN KETAKWAAN DAN KEIMANAN BismillahAssalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. PERTANYAANBagaimana cara meningkatkan takwa dan keimanan kita? Jazaakallahu khairan. Dari Siva – PSM 1 JAWABAN وعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ Baraakallahu fikum…Definisi takwa adalah melaksanakan segala yang diperintahkan Allah dan meninggalkan segala yang dilarang. Dan di antara hal yang dapat membantu hamba untuk bertakwa adalah 1• Merenungkan perkara dunia dan akhirat, membandingkan kadar nilai keduanya, karena dengan mengetahui hal tersebut akan mengarahkan manusia untuk lebih fokus mencari kesuksesan akhirat, yaitu dengan memperoleh berbagai kenikmatan surgawi dan terselamatkan dari Neraka. 2• Kemudian, salah satu perkara yang dapat menambah ketakwaan di dalam hati adalah bersungguh-sungguh dalam mentaati Allah Ta’ala karena Allah akan membalas atas usahanya tersebut dengan menambahkan hidayah dan ketakwaan. 3• Di antara hal yang dapat mengantarkan manusia ke derajat takwa adalah bersemangat untuk melakukan dan memperbanyak puasa. Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan keistimewaan dalam puasa yang dapat membantu hamba melakukan dan mencintai ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman tentang keutamaan puasa يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa atas kalian sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi bertakwa.” [QS. Al-Baqarah 183] 4• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah berakhlak dengan akhlak dan sifat orang yang bertakwa yang telah Allah Ta’ala sebutkan di Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman “Bukanlah termasuk kebajikan menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan di tengah perjalanannya, dan orang yang meminta-minta dan memerdekakan budak, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang jujur keimanannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al-Baqarah 177] 5• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah berpegang teguh dengan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan menjauhi bid’ah yang diada-adakan dalam agama. Allah Ta’ala berfirman وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Dan sesungguhnya ini adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu Allah perintahkan agar kamu bertakwa.” [QS. Al-An’am 153] 6• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah tidak melanggar batasan-batasan yang telah ditetapkan Allah. 7• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah merenungkan ayat-ayat Allah yang bersifat syar’iyah dan kauniyah. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ “Sesungguhnya pada pergantian siang dan malam dan seluruh yang Allah ciptakan di langit dan di bumi sunggu terdapat tanda-tanda bagi orang yang bertakwa.” [QS. Yunus 6] 8• Termasuk juga perkara yang mengantarkan kepada ketakwaan adalah sebagai berikut• Memperbanyak zikir kepada Allah dan membaca Al-Quran.• Bersahabat dengan orang-orang baik, yang senantiasa memberikan nasihat dan saling mengingatkan, serta menjauhi orang-orang yang berbuat kejelekan dan bid’ah.• Membaca biografi sirah orang-orang yang bertakwa, seperti orang-orang yang beriman dan saleh serta para Ulama, ahli zuhud dan ibadah. Wallahu a’lam. [ 🗞️ Diringkas dari والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 📂 Referensi Tanya Jawab WAGrup Permata Sunnah Muslimah 🔏 Dijawab oleh Alfaqir ilallah Abu Muhammad Royhan hafidzahullah 📡 Silakan disebar Artikel ini dengan tetap mencantumkan sumber link asli dan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari admin. h8pd. 109 93 405 36 16 297 184 416 33

pertanyaan tentang keimanan dan ketakwaan