Minyakkayu putih dan penelitian COVID-19. Sementara para peneliti di seluruh dunia terus menguji kemungkinan vaksin untuk COVID-19, ada beberapa yang melihat langkah-langkah lain yang mungkin untuk mencegah infeksi virus corona baru. Satu Studi 2020 melihat kemungkinan menggunakan minyak kayu putih untuk membantu mencegah pengembangan Minyak kayu putih memiliki aroma khas dan memiliki khasiat melancarkan peredaran darah. Minyak ini diperoleh melalui hasil penyulingan daun dari pohon kayu putih. Secara taksonomi pohon kayu putih termasuk marga Melaleuca, anggota dari keluarga jambu-jambuan [Myrtaceae]. Ciri khas keluarga ini adalah kulit kayunya yang mengelupas. Di Indonesia, ada dua jenis pohon kayu putih yang dikenal luas, yaitu Melaleuca cajuputi dan Melaleuca leucadendra. Anda pastinya pernah menggunakan minyak kayu putih. Minyak dengan aroma khas ini diperoleh melalui hasil penyulingan daun dari pohon kayu putih. Minyak ini biasanya kita oleskan ke kulit dan khasiatnya langsung terasa yaitu melancarkan peredaran darah dengan melebarkan pori-pori kulit, sehingga badan kita menjadi lebih hangat. Pastinya, minyak kayu putih tidak mengganggu pernafasan kulit karena sifatnya yang mudah menguap. Mengutip alodokter, khasiat utama minyak kayu putih ini adalah meredakan sakit kepala dan hidung tersumbat, mengobati luka kecil, dan meningkatkan konsentrasi. Selain bermanfaat sebagai minyak, pohon kayu putih pun memiliki kegunaan lain. Kayunya bisa untuk konstruksi maupun sebagai bahan kerajinan karena memiliki tingkat kepadatan yang cukup [kompak], kuat, warna merah muda merata, serta teksturnya halus. Manfaat lainnya adalah bagian kulit batang digunakan sebagai sambungan kayu pada pembuatan sampan dan kapal tradisional. Baca Kapur Barus, Pohon Kamper, dan Kejayaan Nusantara Minyak kayu putih dihasilkan dari pohon kayu putih melalui penyulingan daunnya. Foto Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Dalam Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4 Desember 2013 berjudul Karakteristik Daun dan Rendemen Minyak Atsiri Lima Jenis Tumbuhan Kayu Putih karya Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin, diketahui bagian pohon yang paling berpotensi menghasilkan minyak kayu putih adalah daun. “Daun yang sudah dipanen, kemudian disuling untuk mendapatkan minyak kayu putih,” tulis Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuhnya secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar [radix], batang [caulis], dan daun [folium]. Daun kayu putih dikatakan sebagai daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari atas dua bagian, yaitu tangkai daun [petiolus] dan helaian daun [lamina]. Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, bertugas menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari dengan intensitas sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil, terdapat rambut [bulu-bulu] halus pada permukaannya. Panjang tangkai bervariasi. Sementara helaian daun tumbuh pada tiap cabang, selang seling, pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai. Jenis ini termasuk jenis daun majemuk. Baca Terancam Punah, 30 Persen Spesies Pohon di Bumi akibat Penebangan dan Perubahan Iklim Minyak kayu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kita. Foto Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Sekeluarga dengan jambu Andes Hamuraby Rozak, peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN] menjelaskan, secara taksonomi pohon kayu putih termasuk marga Melaleuca, anggota dari keluarga jambu-jambuan [Myrtaceae]. Ciri khas keluarga jambu-jambuan yang dapat mudah dikenali adalah kulit kayunya yang mengelupas. Dalam keluarga jambu-jambuan terdapat juga marga lain yang cukup terkenal yaitu Eucalyptus dan Psidium. Marga yang terakhir ini cukup banyak dikonsumsi buahnya, yaitu jenis jambu biji yang memiliki nama ilmiah Psidium guajava. “Ciri khas pada keluarga Myrtaceae adalah bentuk bunganya yang bertipe cawan dan kulitnya yang mengelupas, karena biasanya tumbuhan mengalami peremajaan kulit,” tutur Andes kepada Mongabay Indonesia, Selasa [28/9/2021]. Sesungguhnya, pohon ini mudah tumbuh dan mampu beradaptasi pada kondisi tanah yang miskin hara serta berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Kemampuan tersebut menjadikan pohon penghasil kayu putih ini berperan sebagai tumbuhan perintis [pioneer]. Pada habitatnya, jenis Melaleuca cajuputi dapat ditemui dan tumbuh secara alami di hutan rawa. Sementara, jenis Melaleuca leucadendra tumbuh di pinggiran hutan, dekat sungai pada berbagai jenis tanah. Baca Mengenal Nothofagus, Pohon yang Menjadi Sorotan UNESCO di Papua Bunga pohon kayu putih jenis Melaleuca leucadendra. Foto Wikimedia Commons/Marwan Mohamad/CC BY-SA Jenis-jenis pohon kayu putih Di Indonesia, ada dua jenis pohon kayu putih yang kita kenal luas, yaitu Melaleuca cajuputi dan Melaleuca leucadendra. Jenis Melaleuca cajuputi berasal dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Maluku. Selain itu juga ditemukan di Kamboja, Myanmar, Thailand, Nugini hingga Australia Barat. Tumbuhan ini juga telah dikenalkan di Asia Timur, seperti di Taiwan, Sri Lanka, dan China. Tanaman ini pertama kali ditemukan di kawasan pantai daerah tropik lembab yang panas. Ia dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di dataran pantai berawa, serta daerah tergenang air selama musim hujan pada kedalaman lebih satu meter. Jenis pohon ini sering digunakan untuk produksi minyak atsiri untuk obat hingga makanan dan kosmetik. Ciri khasnya seperti eukaliptus, mudah menguap jika terkena panas. Sedangkan Melaleuca leucadendra berasal dari Maluku, Nugini, Queensland hingga Australia Barat. Jenis ini juga telah dikenalkan di Gabon, Honduras, Pulau Nicobar, hingga Trinidad-Tobago. Ciri khasnya adalah memiliki kulit batang berwarna putih dan mengandung zat lignin dan melaleucin. Daunnya mengandung senyawa atsiri yang dimanfaatkan bagi dunia pengobatan. Baca juga Walabi, Minyak Kayu Putih dari Taman Nasional Wasur Pohon kayu putih di Ambon [1926]. Foto Wikimedia Commons/Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/CC BY-SA Berumur panjang Pohon kayu putih Melaleuca cajuputi merupakan tanaman berumur panjang. Ia tumbuh cepat, walau berada di daerah tergenang air, apalagi di tanah yang berdrainase baik. Pohon ini berperawakan tinggi, mencapai 40 meter, berakar panjang dan melebar, dan kadang muncul akar adventif. Batangnya terbungkus kulit tebal dengan banyak lapisan, namun mudah dibelah sehingga sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan bahan bangunan. Sementara daunnya, apabila diremas mengeluarkan aroma khas karena mengandung minyak atsiri. Bunganya berada di pucuk-pucuk ranting, berwarna putih. Saat tua, warnanya tampak merah tua keabu-abuan. Untuk buah, bentuknya bulat, berlubang, dan mengandung biji-biji sangat halus dan ringan, di dalamnya. Mengutip Balai Litbang LHK Palembang, Melaleuca cajuputi pada awal penamaan disebut Melaleuca leucadendron, dari kata Yunani yaitu melas [hitam atau gelap] dan leucon artinya putih. “Penamaan ini merujuk pada bagian cabang tanaman berwarna putih, serta batang yang terkadang berwarna hitam seperti bekas terbakar. Pohon kayu putih merupakan satu-satunya spesies dari 290 marga Melaleuca yang tumbuh di sebelah barat garis Wallacea.” Sejauh ini, produktivitas minyak kayu putih Indonesia yang rendah menyebabkan tingginya impor minyak ekaliptus, sebagai campuran minyak kayu putih, untuk mencukupi produksi minyak kayu putih dalam negeri. “Diperkirakan, kebutuhan minyak kayu putih nasional sekitar ton/tahun, sedangkan kemampuan produksi hanya 450 ton/tahun,” jelas laporan tersebut. Artikel yang diterbitkan oleh
Gelamatau Kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron) merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling denganuap) terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari warna batangnyayang memang putih.

Bagian pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah vakuola. Vakuola memiliki fungsi dalam proses penyimpanan seperti minyak kayu putih. Pembahasan Sel tumbuhan terdiri dari beberapa bagian yaitu membran sel, dinding sel, plasmodesmata, plastida, vakuola, mitokondria, peroksisom, sitoplasma, badan golgi, nucleus, ribosom, reticulum endoplasma. Membran sel merupakan bagian terluar dari sel yang berfungsi untuk melapisi sel dan mengatur keluar masuknya zat agar seimbang. Dinding sel merupakan sel yang terbuat dari selulosa yang berfungsi menjaga tekanan dalam sel. Plasmodesmata merupakan saluran terbuka pada dinding sel yang berfungsi sebagai penghubung dari protoplas. Plastida merupakan sel berbentuk panjang atau biasa disebut kloroplas sebagai tempat fotosintesis. Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan. Vakuola memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan minya atsiri seperti minyak kayu putih. Mengatur tekanan osmotic. Penimbunan sisa metabolism seperti getah karet, tannin. Mitokondria merupakan sel tumbuhan yang berfungsi memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana agar dapat digunakan untuk oleh tanaman. Peroksisom merupakan organel sitoplasma yang mengandung enzim oksidatif yang digunakan untuk memecah asam lemak ke bentuk gula sederhana. Sitoplasma merupakan campuran air dan larutan sneyawa organic. Badan golgi merupakan struktur vesikuler yang memiliki fungsi mengeluarkan dan menyimpan hormone serta enzim. Nucleus merupakan organel sel yang menyimpanan komponen genetik dan berfungsi mengkoordinasi metabolism sel seperti pertumbuhan sel. Ribosom merupakan organel yang terdiri dari 40% protein dan 60% RNA yang berfungsi untuk proses sintesis protein. Reticulum endoplasma merupakan penghubung antara inti dan sitoplasma sel yang berfungsi untuk penyimpanan dan pengangkutan glikogen, protein. Semoga membantu, semangat belajar… Pelajari lebih lanjut 1. Materi tentang ciri tumbuhan 2. Materi tentang system organ tumbuhan - Detil jawaban Kelas 8 SMP Mapel Biologi Bab struktu dan fungsi jaringan tumbuhan Kode Kata kunci Vakuola, minyak atsirih.

MengenalPohon Minyak Kayu Putih. Daun pohon ini dapat menghasilkan minyak kayu putih dengan cara daunnya yg agak tua di suling. Pohon minyak kayu putih banyak tersebar di kepulauan Maluku
Minyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca leucadendron bagian pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah a. vakuolab. kloroplasc. dinding sel​ JawabanB. Kloroplasmaaf kalo salah

menyatakankandungan utama senyawa minyak atsiri daun kayu putih yaitu senyawa 1,8 sineol sebesar 77,40% dan a-terpineol sebesar 7,72%. Beberapa penelitian juga melaporkan mengenai bioaktivitas dari minyak atsiri daun kayu putih. Penelitian Nazeh et al. (2015) menyatakan ekstrak bunga dan daun kayu putih memiliki aktivitas

Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri yang biasa digunakan dalam sehari-hari. Produksi dalam negeri hanya dapat memproduksi minyak kayu putih 650 ton/tahun dari permintaan kebutuhan dalam negeri dalam setahun sebesar ton sehingga memacu pemalsuan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profil minyak kayu putih hasil destilasi dengan minyak kayu putih yang ada di pasaran berdasarkan mutu Standar Nasional Indonesia SNI. Destilasi minyak atsiri dilakukan dengan 5 kg daun kayu putih menggunakan metode destilasi uap air selama 3 hari didapatkan rendemen sebesar 2,32%. Minyak kayu putih hasil destilasi dan minyak produk A, B dan C dilakukan pengujian profil minyak berdasarkan SNI 06-3954-2006 meliputi warna, bau, bobot jenis, indeks bias, kelarutan dalam etanol 70%, dan profil KLT. Hasil pengamatan organoleptis minyak hasil destilasi, produk A, B, dan C memiliki perbedaan warna, bobot jenis, dan kelarutan dalam etanol 70% serta tidak ada perbedaan bau dan indeks bias. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan profil minyak produk A, B, dan C yang tidak memenuhi SNI pada pengujian bobot jenis pada produk C. KLT dengan menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak Toluen 100%. Profil KLT pada produk C tidak terlihat noda yang sama dengan standar eucalyptol yang diperlihatkan oleh minyak lainnya. Keywords Analisis profil, Minyak kayu putih, SNI 06-3954-2006 To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this ZulkarnainAbdul Karim Antonius Rino VanchapoEfek samping asma yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi pola tidur, aktivitas sehari-hari, kerusakan paru paru, dan berbagai komplikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh uap minyak kayu putih. Penelitian Quasi eksperimental dengan 40 sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uap minyak kayu putih efektif secara nyata menurunkan sesak napas pada penderita asma dengan skor p=0,000 dengan uji statistik Spearman rho. Uap minyak kayu putih dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologi untuk meredakan sesak napas pada penderita asma The current health concern to the entire world is the chronic respiratory disease caused by coronavirus 2 COVID-19. A specific treatment or proper therapy is still lacking, and the investigations from across the world for proper drug/vaccine development towards disease control are in progress. The Coronavirus replication takes place by the conversion of the polypeptide into functional protein and this occurs due to the key enzyme Main protease Mpro. Therefore, identification of natural and effective Mpro inhibitors could be a safe and promising approach for COVID-19 control. Methods The present in silico study evaluates the effect of bioactive compounds found in Eucalyptus and Corymbia species essential oil on Mpro by docking. Molecular docking of the major seven compounds of essential oil citronellol, alpha-terpineol, eucalyptol, d-limonene, 3-carene, o-cymene, and alpha-pinene with Mpro was studied by AutoDock and the properties were analysed by PreADMET and Biovia Discovery Studio visualizer. Results The calculated parameters such as binding energy, hydrophobic interactions, and hydrogen bond interactions of 6LU7 Mpro with Eucalyptus and Corymbia volatile secondary metabolites represented its scope as an effective therapy option against covid-19. Among the docked compounds, eucalyptol shows the least binding energy without toxicity. Conclusions The outcome of this study reported that the essential oil of Eucalyptus and Corymbia species, mainly eucalyptol can be utilized as a potential inhibitor against COVID-19 and also it can be used in its treatment. Hence, further analysis was required to explore its potential application in was applied to identify 24 main substances in Melaleuca cajuputi essential oil TA extracted from fresh cajeput leaves through steam distilling. The inhibitory capability of active compounds in the TA from Thua Thien Hue, Vietnam over the Angiotensin‐Converting Enzyme 2 ACE2 protein in human body ‐ the host receptor for SARS‐CoV‐2 and the main protease PDB6LU7 of the SARS‐CoV‐2 using docking simulation has been studied herein. The results indicate that the ACE2 and PDB6LU7 proteins were strongly inhibited by 10 out of 24 compounds accounting for in the TA. The most powerful anticoronavirus activity is expressed in the order Terpineol TA2 ≈ Guaiol TA5 ≈ Linalool TA19 > Cineol TA1 > β‐Selinenol TA3 > α‐Eudesmol TA4 > γ‐Eudesmol TA7. Interestingly, the synergistic interactions of these 10 substances of the TA exhibit excellent inhibition into the ACE2 and PDB6LU7 proteins. The docking results orient that the natural Melaleuca cajuputi essential oil is considered as a valuable resource for preventing SARS‐CoV‐2 invasion into human body. This is the first time to simulate the inhibitory effect of compounds in Melaleuca cajuputi oil to the main proteins of SARS‐CoV‐2 PDB6LU7 and its host receptor ACE2. They are strongly inhibited by the individual inhibition as well as the synergistic interaction of 10 out of 24 compounds accounting for in this oil. The results orient that Melaleuca cajuputi oil is considered as a valuable resource for SARS‐CoV‐2 nilam yang diproduksi oleh petani lokal umumnya masih memiliki mutu rendah yang disebabkan oleh proses penyulingan yang relatif singkat serta masih menggunakan metode dan peralatan yang sederhana. Rasio refluks pada distilasi fraksinasi dapat digunakan sebagai perlakuan untuk meningkatkan mutu minyak nilam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari rasio refluks terhadap mutu dan karakteristik minyak nilam hasil distilasi fraksinasi serta kondisi proses yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan tiga variabel penelitian yaitu rasio refluks 201, 301, dan 401 dengan pengulangan sebanyak tiga kali, serta diatur untuk menghasilkan 3 fraksi cut pada masing-masing variabel penelitian. Parameter yang diukur meliputi rendemen proses, kadar patchouli alcohol, warna, bobot jenis, indeks bias, bilangan asam, dan kelarutan dalam etanol 90%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio refluks tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik minyak nilam yang dihasilkan pada cut yang sama, kecuali pada nilai bilangan asam. Rasio refluks 201 sudah cukup baik dalam menghasilkan mutu minyak nilam, khususnya pada cut 3 karena memiliki kadar patchouli alcohol yang tinggi sebesar 85,39%, serta serta memiliki kondisi proses paling efisien karena memiliki waktu proses paling singkat, yaitu 13,28 jam serta menghasilkan rendemen tertinggi sebesar 95%.Kata Kunci distilasi fraksinasi, minyak nilam, rasio refluksRealized genetic gain of improved seed of cajuput from a breeding program and seed source x site interaction on the oil properties 1,8-cineole and oil yield was evaluated through the establishment of genetic gain trials in two sites Gunungkidul dan Ponorogo. Improved seed from two seed sources tested in the trials were first generation seedling seed orchard SSO-1 and selected superior seed trees in the SSO-1 SSO-2. As a control, unimproved seed from three seed sources natural stands in Maluku ST-1, plantation in Ponorogo ST-2 and Gundih ST-3 were also planted together in the trials. The genetic gain trial was established using a randomised complete clock design which consists of 5 tested seed sources, 20 treeplot, 8 replicates and spacing of 3 x 3m. The results of study showed that the realized genetic gain for the content of 1,8-cineole from SSO-2 over the controls ranged from to and the genetic gain of the oil yield ranged from to 26,43%. Meanwhile the realized genetic gain for SSO-1 ranged from to and to for the content of 1,8-cineole and oil yield,respectively. The non-significance of seed source x site interaction indicates that all improved seed from the first-generation seedling seed orchard of cajuput in Paliyan are most likely to be adaptable to the varies site in Gunungkidul and Ponorogo while maintaining the high productivity in oil ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik penguapan air daun kayu putih pada berbagai kelas pertumbuhan pohon dan kualitas minyak yang dihasilkan dari jenis Asteromyrtus symphyocarpa. Sejumlah 9 pohon yang mewakili tingkat pertumbuhan 3 pohon, 3 tiang dan 3 pancang diambil sebagai sampel dari area Taman Nasional TN Wasur, Merauke. Masing-masing sampel pohon diambil 3 cabang yang mewakili cabang rimbun, sedang dan kurang rimbun. Masing-masing cabang diukur berat segarnya, dan diukur pengurangan beratnya sebagai penguapan air selama 5 hari berturut-turut. Penyulingan dilakukan di ketel dengan metode uap, dengan kapasitas ketel 12 kg daun kayu putih segar yang diulang sebanyak 5 ulangan. Penyulingan berlangsung selama 4-5 jam, dan setiap 30 menit minyak kayu putih hasil penyulingan dikumpulkan secara kumulatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat tiang memiliki berat daun segar tertinggi yaitu 163,56 g/cabang, disusul tingkat pohon dan pancang dengan berat daun segar masing-masing 160,22 g/cabang dan 142,33 g/cabang. Tingkat pohon memiliki rata-rata laju penguapan air daun tertinggi yaitu 7,89 g/hari, sementara pada tingkat pancang dan tiang berturut-turut hanya 6,47 g/hari dan 6,28 g/hari. Minyak kayu putih memiliki rendemen 0,33%, berat jenis 0,912, indeks bias 1,459, kelarutan dalam alkohol 11, putaran optik dan kadar sineol 80%. Kualitas minyak kayu putih secara keseluruhan dari daun pohon Asteromyrtus symphiocarpa bisa memenuhi standar SNI 06-3954-2006 dan termasuk kelas utamaU.Yun LiYanni LaiYao Wang Peiping Xu1,8-Cineol is a major monoterpene principally from eucalyptus essential oils and has been shown to exert anti-inflammatory, antiviral, and inhibitory of nuclear factor NF-kB effect. In the present study, we evaluated the effect of 1,8-cineol on mice infected with influenza A virus. We found that 1,8-cineol protects against influenza viral infection in mice. Moreover, 1,8-cineol efficiently decreased the level of IL-4, IL-5, IL-10, and MCP-1 in nasal lavage fluids and the level of IL-1β, IL-6, TNF-α, and IFN-γ in lung tissues of mice infected with influenza virus. The results also showed that 1,8-cineol reduced the expression of NF-kB p65, intercellular adhesion molecule ICAM-1, and vascular cell adhesion molecule VCAM-1 in lung tissues. Thus, 1,8-cineol appears to be able to augment protection against IFV infection in mice via attenuation of pulmonary inflammatory merupakan bagian yang paling penting dari pohon penghasil minyak kayu putih. Dimensi daun bervariasi antar genus, antar pohon dalam genus yang sama serta antar pohon dalam jenis yang sama. Sehubungan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencermati karakteristik ukuran daun dan rendemen minyak atsiri serta melihat kemungkinan hubungan antara dimensi daun dan hasil minyak. Spesies yang diteliti terdiri dari Melaleuca viridiflora pohon bunga merah, M. viridiflora pohon bunga putih, M. cajuputi, Asteromyrtus brasii dan A. symphiocarpa, yang tumbuh alami di Taman Nasional Wasur, Merauke Papua. Dari lima jenis, sekitar 6 kg daun segar diambil dan disiapkan untuk proses destilasi uap. Secara total, ada sekitar 120 lembar daun sebagai sampel yang mewakili dimensi lima jenis tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis M. Viridiflora bunga putih memiliki rata-rata dimensi panjang dan lebar daun terbesar, sedangkan jenis M. Cajuputimemiliki rata-rata panjang daun terkecil dan jenis A. brasii memiliki rata-rata lebar daun terkecil. Jenis A. Symphiocarpamemiliki rendemen terbesar yaitu 1,43 %, sedangkan sedangkan jenis M. viridiflora bunga merahmemiliki nilai rendemen terendah yaitu sebesarInflammatory diseases of the respiratory system such as rhinosinusitis, chronic obstructive pulmonary disease, or bronchial asthma are strongly associated with overproduction and hypersecretion of mucus lining the epithelial airway surface. 1,8-cineol, the active ingredient of the pharmaceutical drug Soledum, is commonly applied for treating such inflammatory airway diseases. However, its potential effects on mucus overproduction still remain the present study, we successfully established ex vivo cultures of human nasal turbinate slices to investigate the effects of 1,8-cineol on mucus hypersecretion in experimentally induced rhinosinusitis. The presence of acetyl-α-tubulin-positive cilia confirmed the integrity of the ex vivo cultured epithelium. Mucin-filled goblet cells were also detectable in nasal slice cultures, as revealed by Alcian Blue and Periodic acid-Schiff stainings. Treatment of nasal slice cultures with lipopolysaccharides mimicking bacterial infection as observed during late rhinosinusitis led to a significantly increased number of mucin-filled goblet cells. Notably, the number of mucin-filled goblet cells was found to be significantly decreased after co-treatment with 1,8-cineol. On a molecular level, real time PCR-analysis further showed 1,8-cineol to significantly reduce the expression levels of the mucin genes MUC2 and MUC19 in close association with significantly attenuated NF-κB-activity. In conclusion, we demonstrate for the first time a 1,8-cineol-dependent reduction of mucin-filled goblet cells and MUC2-gene expression associated with an attenuated NF-κB-activity in human nasal slice cultures. Our findings suggest that these effects partially account for the clinical benefits of 1,8-cineol-based therapy during rhinosinusitis. Therefore, topical application of 1,8-cineol may offer a novel therapeutic approach to reduce bacteria-induced mucus hypersecretion. Mercy Nisha PaulineNithyalakshmiThe orange peel which is considered as a waste can be used for the extraction of essential oil which has many applications ranging from food flavoring agent to cosmetics. Orange oil can be extracted by various conventional methods like steam distillation, solvent extraction. Novel methods like super critical CO 2 extraction, turbo distillation also has been employed. The conventional methods though simple are robust and the yield percentage is less whereas the novel methods are not cost effective. This paper focuses on improved steam distillation, where the orange peels are preheated before subjecting to distillation. The preheating enhances the oil yield and the water distillate can be used as such for further applications. This extraction procedure can also be used for the extraction of aromatic oils from other sources such as leaves, flowers, stem, wood as well. Key Words Improved Steam distillation, Conventional steam distillation, orange peels, Limonene Introduction Essential oils contain highly volatile substances that can be isolated by a physical method or process from plants of a single botanical species. The oils normally bear the name of the plant species from which they were derived. Few essential oils have been identified to possess a very good anti microbial effect. Immune system needs support and these essential oils can give the required endorsement. [D. Pandey et al.]. Orange is an excellent source of Vitamin C. Besides, oranges constitute Vitamins B1, B2, B3, B5, and B6, flavonoids, terpenes, potassium and calcium. They are also a very good source of dietary fiber [Milind et al., 2012]. Orange peel oil is the major oil produced worldwide and is used extensively in the food industry, primarily as a flavoring agent. It possesses a light, sweet, fresh top note with fruity and aldehydic character. Many household and personal-care products employ orange oil owing to its pleasing character, ability to blend with other aroma components, low cost and availability. Citrus peel and/or essence oils are being commonly employed as a top note component in some perfumes and colognes [Glen et al, 2007]. Orange fruit contains essential oil. D-limonene 1-methyl-4-1-methylethanyl cyclohexane is a monoterpene with a lemon-like odor and is a major constituent in several citrus oils. Limonene is a naturally occurring chemical which is used in many food products, soaps and perfumes for its lemon-like flavor and odor. Limonene also is a registered active ingredient in 15 pesticide products used as insecticides, insect repellents, and dog and cat leucadendron Linn. leaf oils from Gunung Kidul, Gundih and Sukun, Java, Indonesia, at tree ages of 5, 10, and 15 years were analyzed to elucidate their qualities and chemical compositions. These oils gave yields from to The samples from Gundih produced the highest yields compared to those from Gunung Kidul and Sukun. These oils were colorless with an odor typical of Melaleuca oils. The specific gravity of essential oils in this study ranged from to The samples from Gunung Kidul were the highest in specific gravity The refractive index values of oil samples ranged from to optical rotation ranged from − to − and ratio miscibility of oils in 70% ethanol ranged from 11 to 1 The organoleptic profiles and physicochemical properties of M. leucadendron Linn. leaf oils in this study were evaluated based on the Indonesian National Standard SNI 06-3954-2006 for standard quality of Melaleuca essential oils; only a few specific gravity values were below the standard. GC-MS spectrometry analysis indicated the presence of 26 compounds. Among them, 1,8-cineole α-terpineol d+-limonene and β-caryophyllene were the major components. Samples from each site tended to decrease in 1,8-cineole content and increase in β-caryophyllene content as plant age increased. α-Terpineol was highest at plant age 10 years, and d+-limonene varied according to plant site and is a complex mixture that contains nutrients and bioactive composition and chemical compositionthat is needed by the human body. Honey is also rich in antioxidants because it is prone to falsification given its manyproperties. This study discusses the chemical and nutritional profiles and the observation of counterfeiting in honey usingthe infrared septicroscopy method. The honey used is obtained from providers of native honey from Kalimantan forestswith 3 kinds of honey brands, namely Mahuka A MHA, Mahuka B MHB and Mahuka C MHC. Tests of chemicaland nutritional profiles included Water content, ash content, protein content, fat content and calcium levels followed byhoney counterfeiting observation using the Fourier Transform Infrared FTIR method with a combination of Partial leastsquare PLS calibration model and Principle Component Regression PCR. The results of all honey samples havevarying values in the water content between - Ash content of Protein content - content carbohydrate content. Observation of FTIR honey counterfeiting is used to replace the authenticity of Honey MH. FTIR combined with Partial Least Square PLS was optimized in the subsequent testing ofa mixture of sucrose MCS with native honey MH. Calibration models were taken in a combination of regions 1423 -1825 cm-1. A high coefficient of determination R2 of with a calibration value RMSEC of the root error of thesquare root low of v / v was successfully understood in the MHA on the PLS model. high R2 values and lowRMSEC and RMSEP values on calibration and validation assessments with both accuracy and precision models Elya SudradjatMinyak kayu putih adalah salah satu obat tradisional yang digunakan untuk penyakit saluran nafas seperti asma, sinusitis, dan paru-paru. Eucalyptol atau 1,8-sineol merupakan bahan aktif dari minyak kayuputih biasa digunakan untuk mengobati peradangan saluran nafas. Penelitian secara in vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa 1,8-sineol memperlihatkan banyak khasiat. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas secara sistimatik dan komprehensif dari pustaka tentang kegunaan dari 1,8-sineol sebagai bahan obat untuk berbagai penyakit. Pustaka dikumpulkan melalui Pub Med dan Google Scholar sampai dengan tanggal 27 Mei 2020, dengan kata kunci 1,8-cineole, eucalyptol, respiratory, medicinal properties. Dari penelusuran literatur didapatkan 116 jurnal dari PubMed dan 51 jurnal dari Google Scholar, dan setelah duplikasi dihilangkan didapat 49 artikel untuk diulas. 1,8-Sineol bermanfaat untuk a anti inflamasi saluran nafas, b anti inflamasi, c anti mikroba, d anti virus, e anti kanker, f anti spasmodik, g analgesik, h obat penenang, i hipertensi, j farmakokinetik. Uji in vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa 1,8-sineol memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan. Untuk memperkuatnya diperlukan uji klinik pada manusia agar dapat dimanfaatkan oleh Tri RatnaningsihEnny Insusanty Azwin AzwinForest harvesting waste in the form of Ecalyptus pellita leaves can be utilized to be essential oil by distillation process. The research aimed to 1 to know the effect of duration of leaf storage on yield and quality of essential oil produced, 2. Comparing the quality of leaves essential oil with eucalyptus oil according to SNI. Methods taken by taking E. pellita leaf waste were then stored for 1,2,3,4,5 and 6 days then steam distillation and measured rendemen, specific gravity, sineol content and refractive index. The average oil yield of is with the highest yield of in leaves stored for 3 days. The best essential oil quality comes from leaves that have been stored for 3 days with specific gravity of 60% sineol content, refractive index and 80% alcohol solubility by 1 aim of this review is to describe the chemical characteristics of compounds present in honey, their stability when heated or stored for long periods of time and the parameters of identity and quality. Therefore, the chemical characteristics of these compounds were examined, such as sugars, proteins, amino acids, enzymes, organic acids, vitamins, minerals, phenolic and volatile compounds present in honey. The stability of these compounds in relation to the chemical reactions that occur by heating or prolonged storage were also discussed, with increased understanding of the behavior regarding the common processing of honey that may compromise its quality. In addition, the identity and quality standards were described, such as sugars, moisture, acidity, ash and electrical conductivity, color, 5-HMF and dias-tase activity, along with the minimum and maximum limits established by the Codex ZhaoJianbo SunChunyan FangFadi TangEucalyptol, also known as 1,8-cineol, is a monoterpene and has been shown to exert anti-inflammatory and antioxidant effect. It is traditionally used to treat respiratory disorders due to its secretolytic properties. In the present study, we evaluated the effect of 1,8-cineol on pulmonary inflammation in a mouse model of acute lung injury. We found that 1,8-cineol significantly decreased the level of TNF-α and IL-1β, and increased the level of IL-10 in lung tissues after acute lung injury induced by lipopolysaccharide LPS. It also reduced the expression of nuclear factor kappa B NF-κB p65 and toll-like receptor 4 TLR4, and myeloperoxidase activity in lung tissues. In addition, 1,8-cineol reduced the amounts of inflammatory cells in bronchoalveolar lavage fluid BALF, including neutrophils and macrophages, and significantly decreased the protein content in BALF and the lung wet/dry weight W/D ratio. Its effect on LPS-induced pulmonary inflammation was associated with suppression of TLR4 and NF-κB expressions. Our results provide evidence that 1,8-cineol inhibits acute pulmonary inflammation, indicating its potential for the treatment of acute lung Activities of Essential Oils From Plant Chemoecology to Traditional Healing Systems JavadJ Sharifi-RadJ. Sharifi-rad et al., "Biological Activities of Essential Oils From Plant Chemoecology to Traditional Healing Systems Javad," Molecules, vol. 22, no. 70, identifikasi dan pemurnian senyawa 1,8-Sineol minyak kayu putih Malaleuca leucadendronR HelfiansahH SastrohamidjojoR. Helfiansah, H. Sastrohamidjojo, and Riyanto, "Isolasi, identifikasi dan pemurnian senyawa 1,8-Sineol minyak kayu putih Malaleuca leucadendron," ASEAN J. Syst. Eng., vol. 1, no. 1, pp. 19-24, their botany, essential oils and usesJ J BrophyL A CravenJ C DoranJ. J. Brophy, L. A. Craven, and J. C. Doran, "Melaleucas their botany, essential oils and uses," ACIAR Monogr., vol. 156, p. 415 pp., Kayuputih Skala Kecil Untuk Memenuhi Kebutuhan Minyak Kayu putih Dalam Negeri dan Mengurangi Impor Minyak SubstitusiK RimbawantoA PrastyonoN K SumardiK. Rimbawanto A, Prastyono NK and Sumardi., "Kebun Kayuputih Skala Kecil Untuk Memenuhi Kebutuhan Minyak Kayu putih Dalam Negeri dan Mengurangi Impor Minyak Substitusi," in Seminar Nasional Silvikultur IV, minyak kayu putih pada berbagai lokasi di malukuH SmithS IdrusH. Smith and S. Idrus, "Karakteristik minyak kayu putih pada berbagai lokasi di maluku," Maj. Biam, vol. 14, no. 2, pp. 58-69, Metode Distilasi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih Menggunakan Hydrodistillation dan Steam DistillationM E MbaruM VictorW D ProboriniM. E. Mbaru, M. Victor, W. D. Proborini, and A. C. K. F, "Perbandingan Metode Distilasi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih Menggunakan Hydrodistillation dan Steam Distillation," eUREKA J. Penelit. Tek. Sipil dan Tek. Kim., vol. 2, no. 2, pp. 215-221, Herbal Indonesia edisi IIAnonimAnonim, Farmakope Herbal Indonesia edisi II. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Parameter Non Spesifik Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana Pada Variasi Asal DaerahA GuntartiK SholehahN IrnaW FistianingrumA. Guntarti, K. Sholehah, N. Irna, and W. Fistianingrum, "Penentuan Parameter Non Spesifik Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana Pada Variasi Asal Daerah," Farmasains, vol. 2, no. 5, pp. 202-207, and Indonesia, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 TahunB. P. O. D. M. Republik and Indonesia, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta Kepala BPOM, Termitisida Minyak Atsiri Dari Daun Cekalak Etlingera elatior JACK RM. SM. terhadap Rayap Coptotermes curvignathus Sp pada Tanaman KaretI N ZuzaniI. N. Zuzani F, Harlia, "Aktivitas Termitisida Minyak Atsiri Dari Daun Cekalak Etlingera elatior JACK RM. SM. terhadap Rayap Coptotermes curvignathus Sp pada Tanaman Karet," J. Kim. Khatulistiwa, vol. 4, no. 3, pp. 16-21, GuentherE. Guenther, Minyak Atsiri Jilid 1. Jakarta UI press, Minyak Kayu Putih melaleuca leucadendra L. dalam Produk Menggunakan Metode GS-MS dan FTIRN IrfanN. Irfan, "Autentikasi Minyak Kayu Putih melaleuca leucadendra L. dalam Produk Menggunakan Metode GS-MS dan FTIR," Thesis, Yogyakarta, Minyak Kayu Putih Hasil Penyulingan Daun Asteromyrtus symphiocarpa pada Musim Hujan dan KeringA WidiyantoA. Widiyanto et al., "Kualitas Minyak Kayu Putih Hasil Penyulingan Daun Asteromyrtus symphiocarpa pada Musim Hujan dan Kering," J. Ilmu Teknol. Kayu Trop., vol. 15, no. 2, pp. 110-117, 2017.
Minyakkayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan . Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar membran inti. Minyak ini biasanya kita oleskan ke kulit dan . Minyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca.
BerandaMInyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun po...PertanyaanMInyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon Melaleuca leucadendron . Bagian pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah ...MInyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon Melaleuca leucadendron. Bagian pada sel tumbuhan yang memiliki kemampuan dalam menyimpan minyak kayu putih adalah ...VakuolaKloroplasLeukoplasKromoplasDinding selYHY. HernandezMaster TeacherMahasiswa/Alumni Universitas RiauJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Minyak kayu putih sebagai hasil metabolit sekunder disimpan di dalam vakuola . Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Minyak kayu putih sebagai hasil metabolit sekunder disimpan di dalam vakuola. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!7rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal! RIZQI Ini yang aku cari! Bantu banget Makasih ❤️ Mudah dimengertiYNYusup Nurul Huda Pembahasan lengkap bangetHAHikmah, A Mudah dimengerti Makasih ❤️FAFikri Athillah Fauzani Makasih ❤️©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia
Perbanyakankayu putih melalui setek pucuk digunakan untuk perbanyakkan klon unggul, yaitu klon yang memiliki rendemen, produksi biomasa daun dan kadar sineol minyak yang tinggi. Teknik perbanyakan dengan stek pucuk pada kayu putih dilakukan dengan memanfaatkan tunas-tunas muda. Tanaman kayu putih memiliki kemampuan bertunas (sprouting ability
The Acute Respiratory Infections ARIs is a disease which commonly infects children. Based on Indonesian basic health research 2013, the national and Buru Island's period prevalence of ARIs were 25% and 24,8%. The other side, cajuput oil has been traditionally used to reduce respiratory tract disorders and infections. This research used the ethnographic approach with observation participation and direct communication in data collected. The results showed a high number in ARIs cases in Buru Island area were affected by many factors, some of them were the lack of Clean and Healthy Behaviour PHBS and had a little faith in health services, especially for people who live in the mountain area. It was caused of minimum intervention from public health services. This research showed the Cajuput oil was potentially used as an alternative prevention of ARIs in Buru Island by inhalation method. The main content of Melaleuca leucadendra Linn had benefit to be mucolytics, bronchodilator, anti-inflammation and antitussive. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pemanfaatan Minyak Kayu Putih...Zulfa Auliyati, dkk 120 Pemanfaatan Minyak Kayu Putih Melaleuca leucadendra Linn sebagai Alternatif Pencegahan ISPA Studi Etnografi di Pulau Buru The Use of Cajuput Oil Melaleuca leucadendra Linn as an Alternative Prevention for Acute Respiratory Infections ARIs Cases An Ethnographic Study in Buru Island Zulfa Auliyati Agustina*, Suharmiati Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Surabaya, Indonesia E-mail zoelauliya Diterima 31 Oktober 2016 Direvisi 12 Juni 2017 Disetujui 28 Juli 2017 Abstrak Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2013 mencatat angka period prevalence ISPA Nasional dan Pulau Buru masing-masing 25% dan 24,8%. Minyak kayu putih secara tradisional digunakan untuk mengurangi gangguan saluran pernafasan dan mengobati infeksi. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipasi serta komunikasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan tingginya kasus ISPA di wilayah Pulau Buru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang buruk dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih cukup minim, terutama yang tinggal di pegunungan. Kondisi tersebut dikarenakan minimnya intervensi dari sarana pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil alam Pulau Buru dari olahan daun Melaleuca leucadendra Linn berupa minyak kayu putih berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pencegahan ISPA di Pulau Buru dengan metode inhalasi. Kandungan utama dari tanaman tersebut memiliki khasiat sebagai pengencer dahak, melegakan saluran pernafasan, anti inflamasi dan penekan batuk Kata kunci Minyak kayu putih; Obat tradisional; ISPA Abstract The Acute Respiratory Infections ARIs is a disease which commonly infects children. Based on Indonesian basic health research 2013, the national and Buru Island's period prevalence of ARIs were 25% and 24,8%. The other side, cajuput oil has been traditionally used to reduce respiratory tract disorders and infections. This research used the ethnographic approach with observation participation and direct communication in data collected. The results showed a high number in ARIs cases in Buru Island area were affected by many factors, some of them were the lack of Clean and Healthy Behaviour PHBS and had a little faith in health services, especially for people who live in the mountain area. It was caused of minimum intervention from public health services. This research showed the Cajuput oil was potentially used as an alternative prevention of ARIs in Buru Island by inhalation method. The main content of Melaleuca leucadendra Linn had benefit to be mucolytics, bronchodilator, anti-inflammation and antitussive. Keywords Cajuput Oil; Traditional drug; Acute Respiratory Infections Artikel Riset DOI Jurnal Kefarmasian Indonesia 2017120-126 p-ISSN 2085-675X e-ISSN 2354-8770 Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;72120-126 121 PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insiden kejadian ISPA pada kelompok umur balita diperkirakan 0,29 kasus per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 kasus per anak/tahun di negara maju. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta kasus ISPA baru di dunia per tahun dan 96,7% terjadi di negara berkembang. Kasus ISPA terbanyak terjadi di India 43 juta, China 21 juta dan Pakistan 10 juta serta Bangladesh, Indonesia dan Nigeria masing-masing 6 juta kasus. Dari semua kasus ISPA yang terjadi di masyarakat, 7-13% merupakan kasus berat dan memerlukan perawatan di rumah Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan, dan Streptococcus pneumonia merupakan penyebab paling umum kasus pneumonia di banyak negara. Namun demikian, patogen yang paling sering menyebabkan ISPA adalah virus atau infeksi gabungan virus-bakteri. Cara penularan utama sebagian besar ISPA adalah melalui droplet tetapi penularan melalui kontak termasuk kontaminasi tangan yang diikuti oleh inokulasi yang tidak sengaja dan aerosol pernapasan yang infeksius dalam jarak dekat bisa juga terjadi untuk sebagian agen Pulau Buru merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal berdasarkan peraturan presiden No. 131 tahun 2015. Akses masyarakat kepada sarana pelayanan kesehatan yang cukup sulit dengan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang buruk merupakan faktor risiko masih tingginya angka kejadian penyakit menular terutama ISPA di wilayah tersebut. Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2013 tercatat angka period prevalence ISPA nasional tahun 2013 sebesar 25%, pada provinsi Maluku adalah sebesar 24,9%.3 Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2012 dan Profil Puskesmas Kecamatan Waelo Tahun 2013 menunjukkan bahwa ISPA menempati urutan kedua pada sepuluh penyakit Di berbagai daerah, kasus ISPA banyak terjadi pada anak-anak karena berbagai faktor risiko yang dapat menjadi pemicu. Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984 bersamaan dengan dimulainya pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO. Saat ini salah satu penyakit ISPA yang perlu mendapat perhatian juga adalah penyakit influenza karena dapat menimbulkan wabah sesuai dengan Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Menyuling daun kayu putih Melaleuca leucadendra Linn merupakan mata pencaharian umumnya masyarakat di Pulau Buru. Hasil penyulingan minyak kayu putih sebanyak 215,5 ton pada tahun 2014 menjadikan Pulau Buru menjadi salah satu penghasil utama minyak kayu putih di Minyak atsiri dari Eucalyptus sp. dengan komponen utama 1,8-cineole secara empiris telah lama digunakan untuk mengobati infeksi dan gangguan pada saluran pernafasan, serta inhalasi dari derivat Eucalyptus digunakan untuk mengobati faringitis, bronkitis, sinusitis, asma dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease COPD.7,8 Penelitian terkait penggunaan minyak kayu putih di pulau Buru untuk mengurangi ISPA belum banyak dilakukan. Masyarakat menyimpan sedikit hasil sulingan minyak kayu putih untuk digunakan sendiri dan lebih banyak menjual hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk mendapatkan cara alternatif pencegahan kejadian ISPA dengan memanfaatkan minyak kayu putih hasil alam Pulau Buru. METODE Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi partisipasi Pemanfaatan Minyak Kayu Putih...Zulfa Auliyati, dkk 122 atau pengamatan terlibat serta komunikasi langsung yaitu dengan melakukan peninjauan atau penelitian lapangan. Peneliti melakukan pengamatan terhadap lokasi dan kondisi geografis dan melakukan wawancara dengan tetua adat serta masyarakat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli tahun 2014 di pulau Buru tepatnya pada etnik Buru yang tinggal di Desa Nafrua, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari buku-buku dan data kesehatan masyarakat. Data yang dianalisis merupakan bagian dari hasil Riset Etnografi Kesehatan yang dilakukan oleh Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Potret kesehatan Pulau Buru Hasil wawancara dan observasi lapangan menunjukkan adanya faktor risiko yang menjadi pemicu masih tingginya kasus ISPA yaitu buruknya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS masyarakat setempat yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan oleh salah seorang informan “Latar belakang pendidikan rata-rata masyarakat disini masih sangat rendah, rata-rata masyarakat itu tidak memiliki latar pendidikan dasar yang cukup..”[Pak KD]. Keberadaan air bersih yang cukup jauh mengakibatkan masyarakat harus menghemat air hanya untuk kebutuhan makan dan minum. Keperluan untuk mencuci tangan, masyarakat tidak menggunakan sabun dan hanya menyisihkan satu ember air yang digunakan berulang kali. Selain itu, kebiasaan merokok para orang tua yang masih sangat sulit untuk dihilangkan serta rendahnya asupan gizi pada balita di Pulau Buru. Pernyataan tersebut disampaikan oleh salah seorang informan Pulau Buru “Iya merokok, karna sudah biasa merokok dari belum nikah...kalau mau merokok ya merokok saja seng hiraukan anak kecil” [Ibu L] “Di sini tidak di beri makan sayur hanya papeda dan air garam, tetapi di sini kita tidak memperbiasakan anak kita menggunakan garam, jadi hanya di beri air putih.” [Ibu L] Data period prevalence ISPA di provinsi Maluku berdasarkan rentang umur, kelompok berisiko ISPA adalah anak-anak pada rentang umur 1 – 14 tahun dan lanjut usia pada rentang usia >55 tahun. Kasus ISPA pada kelompok laki-laki dengan rentang usia 15 – 55 tahun menunjukkan hasil yang lebih rendah dibanding kelompok perempuan dengan rentang usia lain seperti pada Tabel 1. Akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan Identifikasi masalah terkait akses masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa masyarakat di Kecamatan Waelo dapat dilihat pada Tabel 2. Frekuensi masyarakat yang jarang berobat dikarenakan topografi Kabupaten Buru didominasi oleh kawasan pegunungan dengan elevasi rendah berlereng agak curam dengan kemiringan lereng kurang dari 40 % yang meliputi luas 15,43 % dari keseluruhan luas wilayah daerah ini. Jenis lereng lain yang mendominasi adalah elevasi rendah berlereng bergelombang serta agak curam dan elevasi sedang berlereng bergelombang dan agak curam dengan penyebaran lereng di bagian utara dan barat rata-rata berlereng curam. Sedangkan di bagian timur terutama di sekitar Sungai Waeapo merupakan daerah elevasi rendah dengan jenis lereng landai sampai agak Topografi alam yang sulit dan transportasi umum yang belum tersedia menyebabkan masyarakat kesulitan untuk menjangkau fasilitas kesehatan untuk Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;72120-126 123 berobat. Di sisi lain, pemerintah telah meningkatkan jumlah puskesmas rawat inap sehingga jumlah puskesmas di Kabupaten Buru pada tahun 2014 sebanyak 10 unitdan puskesmas pembantu sebanyak 43 Maryani dan Suharmiati 2013 menjelaskan bahwa kunjungan masyarakat terutama yang jauh dari wilayah puskesmas sangat dipengaruhi oleh transportasi umum yang tersedia pada hari pasar. Keberadaan dukun masih menjadi pilihan pertama jika mendapat masalah Zulkipli dalam Ariningrum dan Soekoco 2012 menyatakan bahwa secara umum permasalahan yang dihadapi oleh Komunitas Adat Terpencil di Indonesia adalah kurangnya aksesibilitas terhadap fasilitas publik yang memungkinkan mereka untuk melakukan transformasi hidup kearah yang lebih baik. Masalah utama pelayanan kesehatan di daerah terpencil selain akses adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia SDM maupun sarana dan prasarana. Pemenuhan SDM dan peralatan, baik kuantitas maupun kualitas sangat diperlukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan dalam jangka pendek. Selain itu, untuk jangka panjang perlu diperhatikan mengenai pengembangan fungsi posyandu dan polindes, serta penanganan kasus rujukan. Selain untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia untuk tujuan jangka pendek, perawatan kesehatan harus memperhatikan program posyandu dan kegiatan lainnya yang Tabel 1. Period prevalence ISPA, pneumonia, pneumonia balita dan prevalensi pneumonia, Maluku 2013 Period prevalence Pneumonia Sumber Kementerian Kesehatan, 2013 D Diagnosa DG Diagnosa dan Gejala Tabel 2. Identifikasi masalah terhadap sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Waelo tahun 2014 Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih cukup minim, terutama masyarakat yang tinggal di pegunungan a. Minimnya intervensi dari pelayanan kesehatan ke daerah tersebut b. Penempatan tenaga kesehatan yang belum merata hanya di pusat kota Pelayanan Puskesmas keliling tidak dapat terlaksana dengan baik Wilayah kerja yang luas dengan kontur geografis yang cukup sulit Masyarakat jarang berobat ke Puskesmas ketika sakit Jarak Puskesmas dan tempat tinggal cukup jauh dan tidak terdapat sarana transportasi umum Pemanfaatan Minyak Kayu Putih...Zulfa Auliyati, dkk 124 Rekomendasi WHO tahun 2010 khususnya menyebutkan bahwa pening-katan akses akan layanan kesehatan di daerah terpencil dapat dilakukan dengan memberdayakan berbagai jenis tenaga kesehatan. Ketidakseimbangan distribusi tenaga kesehatan salah satunya disebabkan oleh ketidakseimbangan geografi, misalnya daerah perkotaan dan Khasiat minyak kayu putih dalam pengobatan ISPA Pulau Buru sebagai penghasil kayu putih menyediakan daun yang bisa diolah sepanjang tahun. Setiap orang bebas mengambil daun kayu putih di areal lahan milik fam atau keluarganya. Dalam satu kelompok pemukiman dusun minimal ada dua lokasi ketel atau tempat penyulingan minyak kayu putih yang dikerjakan oleh 5-10 keluarga per lokasi. Lokasi ketel berpindah mengikuti areal pohon kayu putih yang memiliki daun lebat. Kerja urut daun untuk satu lokasi ketel biasanya membutuhkan waktu selama dua bulan. Hal ini karena masing-masing keluarga saling membantu. Proses penyulingan dimulai setelah air dalam ketel mendidih, selanjutnya daun kayu putih dimasukkan ke ketel hingga penuh dan dipadatkan, kemudian ketel ditutup dengan rapat. Setelah sekitar 2-3 jam maka uap air mengalir melalui cerobong di penutup ketel menuju ke pendingin, cairan yang berisi campuran minyak kayu putih dan air akan menetes ke jerigen. Penyulingan memakan waktu kurang lebih 12 jam. Selama proses penyulingan, air di dalam ketel diganti sebanyak dua kali. Setelah selesai penyulingan, selanjutnya hasil dipisahkan antara minyak kayu putih dan air. Dalam satu kali menyuling, minyak kayu putih yang dihasilkan sebanyak 5 liter. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penyuling minyak kayu putih yang membuat ketel-ketel dan tinggal sementara di sekitar lokasi penyulingan, telah diketahui bahwa mereka merasa sehat, nafas lega dan gejala batuk pilek hilang ketika berada di ketel-ketel penyulingan karena menghirup aroma minyak kayu putih. “Selama berada di ketel melakukan urut daun, saya dan sa pu kaluarga marasa badan sehat..tidak jadi kami batuk karena badan hangat” [Ibu A] Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol cineole. Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan efek mukolitik mengencerkan dahak, bronchodilating melegakan pernafasan, anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis dengan baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis. Selain itu efek penggunaan eucalyptus untuk terapi bronkhitis akut terukur dengan baik setelah penggunaan terapi selama empat Nadjib dkk 2014 dalam penelitiannya menyebutkan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa uap minyak esensial dari Eucalyptus globulus efektif sebagai antibakteri dan layak dipertimbangkan penggunaannya dalam pengobatan atau pencegahan pasien dengan infeksi saluran pernapasan di rumah Alfarenga dkk 2014 menyatakan bahwa upaya untuk menghambat penyebaran kuman tuberculosis TB dengan metode terapi inhalasi pada pasien menggunakan ekstrak minyak Eucalyptus citriodora. Hasil yang diperoleh adalah Eucalyptus citriodora terbukti meng-hambat penyebaran TB Paru lebih dari 90%.23 Menurut Dornish dkk dalam Zulnely, Gusmailina dan Kusmiati 2015 menyebutkan bahwa minyak atsiri eucalyptus dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal diantaranya untuk mengurangi sesak nafas karena flu atau asma dengan cara mengoleskan pada dada, mengobati sinus dengan cara menghirup uap air hangat yang telah diteteskan minyak eucalyptus serta melegakan hidung tersumbat dengan cara menghirup aroma minyak Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2017;72120-126 125 Penggunaan minyak atsiri, salah satunya eucalyptus dengan metode inhalasi juga dilakukan dalam sebuah uji klinik dengan metode randomized double-blind, placebo-controlled pada obat semprot spray menggunakan lima minyak atsiri Eucalyptus citriodora, Eucalyptus globulus, Mentha piperita, Origanum syriacum, and Rosmarinus officinalis dilakukan pada pasien dengan masalah infeksi saluran pernafasan atas di enam klinik di Israel. Aromatic spray atau placebo digunakan sebanyak lima kali sehari selama tiga hari dengan dosis empat semprotan setiap kalinya yang diarahkan pada bagian belakang tenggorokan. Evaluasi terhadap gejala menunjukkan bahwa aromatic spray lebih efektif mengurangi gejala dibandingkan dengan KESIMPULAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS masyarakat yang rendah menjadi pemicu masih tingginya kasus ISPA terutama pada anak-anak. Hasil alam pulau Buru dari olahan daun Melaleuca leucadendra Linn berupa minyak kayu putih dapat digunakan sebagai alternatif pencegahan tingginya kasus ISPA di Pulau Buru dengan metode inhalasi. SARAN Upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat diperlukan untuk penggunaan minyak kayu putih sebagai upaya alternatif pencegahan ISPA. Selain itu, pengem-bangan penelitian terkait pembuktian khasiat dan penggunaan minyak kayu putih perlu untuk terus dilakukan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Kepala Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan serta seluruh Peneliti Riset Etnografi Pulau Buru yang telah berkenan memberi masukan dan arahan dalam penulisan artikel. DAFTAR RUJUKAN 1. Kementerian Kesehatan. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta Kementerian Kesehatan; 2012. 2. WHO. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pedoman Interim WHO. Jenewa WHO; 2007. 3. Kementerian Kesehatan. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Maluku 2013. Jakarta Kementerian Kesehatan; 2013. 4. Dinas Kesehatan Kab. Buru. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2012. Buru. 2013. 5. Puskesmas Waelo. Profil Puskesmas Waelo Tahun 2013. Waelo. 2013. 6. Kabupaten Buru. Karakteristik Wilayah [Internet]. [disitasi 2016 Jun 2]. Diperoleh dari 7. Cermelli C, Fabio A, Fabio G, Quaglio P. Effect of eucalyptus essential oil on respiratory bacteria and viruses. Current Microbiology. 2008;56189–92 8. Sadlon AE, Lamson DW. Immune-modifying and antimicrobial effects of eucalyptus oil and simple inhalation devices. Alternative Medicine Review. 2010;15133–47. 9. Sucipto T, Julianus Limbeng. Studi tentang religi masyarakat Baduy di desa Kanekes provinsi Banten. Jakarta Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; 2007. P. 8-9. 10. Song MR, Kim EK. Effects of eucalyptus aroma therapy on the allergic rhinitis of university students. Journal of Korean Biological Nursing Science. 2014;164300–8. 11. Supraptini, Hananto M, Hapsari D. Indoor pollution factors which have relationship with ISPA on balita in Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2010;921238–47. 12. Nasution K, M. Azharry Rully Sjahrullah KEB, Wibisana KA, Yassien MR, Ishak LM, Pratiwi L, et al. Infeksi saluran napas akut pada balita di daerah urban Jakarta. Sari Pediatri. 2009;114223–8. 13. Winarni, Alummah B, Salim SAN. Hubungan antara perilaku merokok orang Pemanfaatan Minyak Kayu Putih...Zulfa Auliyati, dkk 126 tua dan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas Sempor II kabupaten Kebumen Tahun 2009. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 2010;6116–21. 14. Elyana M, Candra A. Hubungan frekuensi ISPA dengan status gizi balita. journal of nutrition and health. 2013;111–12. 15. Syahidi, Muhammad Habibi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran pernafasan akut ISPA pada anak berumur 12-59 bulan di puskesmas kelurahan Tebet Barat, kecamatan Tebet, Jakarta Selatan Tahun 2013. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia. 2016;1122–28. 16. Israfil, Arief YS, Ilya Krisnana. Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita berdasarkan pendekatan teori florence nightingale di wilayah kerja puskesmas Alak Kota Kupang NTT. Indonesian Journalof Community Health Nursing. 2014;22266–76. 17. BPS Kabupaten Buru. Buru dalam angka tahun 2015. Buru BPS Kabupaten Buru; 2015. 18. Maryani H, Suharmiati. Pelayanan kesehatan di daerah terpencil kepulauan studi kasus di pulau sapudi kabupaten Sumenep, tahun 2009. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Juli 2013;16237–47. 19. Ariningrum R, Soekoco NEW. Studi kualitatif pelayanan kesehatan untuk kelompok adat terpencil KAT di kabupaten Kepulauan Mentawai. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Juli 2012;15250–8. 20. Kurniati A, Efendi F. Kajian sumber daya manusia kesehatan di Indonesia. Dalam Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Jakarta Penerbit Salemba Medika; 2012. p. 43–57. 21. Fischer J, Dethlefsen U. Efficacy of cineole in patients suffering from acute bronchitis a placebo-controlled double-blind trial. Cough Journal. 2013;9125. 22. Nadjib BM, Amine FM, Abdelkrim K, Fairouz S, Maamar M. Liquid and vapour phase antibacterial activity of eucalyptus globulus essential oil susceptibility of selected respiratory tract pathogens. American Journal of Infectious Disease. 2014;103105–17. 23. Ramos Alvarenga RF, Wan B, Inui T, Franzblau SG, Pauli GF, Jaki BU. Airborne antituberculosis activity of Eucalyptus citriodora essential oil. Journal of National Products. 2014;773603–10. 24. Zulnely Z, Gusmalina, Kusmiati E. Prospek Eucaliptus citriodora sebagai minyak atsiri potensial. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 2015;1120–6. Universitas Sebelas Maret. 25. Julia B, Jane Buckle, editors. Respiratory care. Clinical aromatherapy Third Edition. London Churchill Livingstone; 353–72. ... Minyak eukaliptus eucalyptus oil atau lebih dikenal dengan minyak kayu putih merupakan salah satu jenis dari minyak atsiri yang mudah menguap dan dihasilkan dari tanaman melalui penyulingan daun. Minyak ini digunakan sejak jaman dulu sebagai antiseptik, obat sakit perut, obat flu atau digunakan untuk pijatan urut ringan dan sebagainya [18]. ...... Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol cineole. Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole memberikan efek mukolitik mengencerkan dahak, bronchodilating melegakan pernafasan, anti inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis dengan baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis [18]. ...... Minyak atsiri dari Eucalyptus sp. dengan komponen utama 1,8cineole secara empiris telah lama digunakan untuk mengobati infeksi dan gangguan pada saluran pernafasan, serta inhalasi dari derivat Eucalyptus digunakan untuk mengobati faringitis, bronkitis, sinusitis, asma dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease [18]. ...Maftuchah MaftuchahPriskila Iris ChristineM JamaluddinCommon cold is a mild viral infection of the upper respiratory tract, nose, and throat. Common cold suffered by each toddler in Indonesia is predicted to occur three to six times a year, which means that a toddler may experience three to six times of coughs and colds every year. Common cold is also a symptom of Covid-19 whose early treatments used symptomatic and non-pharmacological therapy including tea tree oil and eucalyptus oil aromatherapy. Related to this, this paper reveals the effectiveness of tea tree oil and eucalyptus oil aromatherapy for the healing period of 1 to 2-year-old toddlers in T W Independent Midwifery Practice IMP. This paper employs quasy experiment design with non-equivalent control group model. Sample includes 14 toddlers with the age of 1 to 2-year-old. Seven of them were given tea tree oil, while the rest were given eucalyptus oil aromatherapy with accidental sampling technique. Aromatherapy was given once a day for seven days. Findings showed that the healing period of the control and intervention group was four to five days and according to the Mann Whitney trial, p-value of 0,530 0,05 was obtained. In conclusion, there is no difference between the healing period of common cold using tea tree oil and eucalyptus oil aromatherapy for 1 to 2-year-old toddlers in T W Independent Midwifery Practice IMP. Tea tree oil and eucalyptus oil aromatherapy can be used to accelerate the healing period of common cold suffered by toddlers.... Finally, EO is separated from the water. [21]. ...AbstractAromatherapy helps COVID-19 patients to prevent, increase immunity, and relieve symptoms of COVID-19 so that it can be used as adjuvant COVID-19 therapy. This study aims to determine the level of public knowledge about aromatherapy that can be used as a complementary therapy for COVID-19 and refute the myth that aromatherapy functions as the primary therapy for COVID-19. This research design is descriptive-analytic, which is carried out in three stages, namely pre-test, presentation of material, and post-test. The pre-test was given together before the presentation of the material. The first material introduces aromatherapy, its benefits and refutes the myth circulating in the community, namely aromatherapy as the primary therapy for COVID-19. The last stage is to give a post-test after delivering the material. The participants for this service are 52 people, carried out online through the zoom application. This activity demonstrated an increase in participants' knowledge about the use of aromatherapy as a complement to COVID-19 Aromatherapy, Covid-19, complementary therapy... The essential oil from cajeputi Melaleuca leucadendra L. leaf has been considerably utilized in health and personal care products such as herbal remedies for combating certain diseases, cosmetics, and pharmacological applications Abu Bakar et al., 2012;Ali et al., 2015;Agustina and Suharmiati, 2017. Several investigations have revealed that the oil has antibacterial, antifungal, antioxidant activities, physiological and relieving effects Farag et al., 2004;Pujiarti et al., 2012. ...The essential oil from Melaleuca leucadendra L. leaves has been widely used as a perfume and traditional remedy, cosmetics and pharmaceutical products ingredient since many years ago. The common technology to recover the oil is hydro-distillation and steam-distillation. However, all oil can not be fully extracted from the leaves by this method due to the recalcitrant structure of leaves that hindrance the access of the solvent. Adding a submerged fermentation as a pre-treatment step prior to the extraction process helped to loosen the lignocellulose structure and enhance oil release in the extraction process. In this study, the raw materials were collected from the natural forest in Buru Island, Maluku, Indonesia. The biological agents applied in these processes were Phanerochaete chrysosporium ITBCC136 and Trichoderma viride ITBCC143. The oil extraction process was conducted by method of steam-distillation, the oil was analysed using gas chromatography-mass spectroscopy GC-MS, and the lignocellulose content in the biomass was measured by the fractionation method. The treatment using provided the highest increase in yield percentage up to as compared with control of with the lowest percentages of the remained cellulose, while the fermentation with the presence of did not affect the oil yield even the lignin content was decrease as much as 21%. The percentages of 1,8-cineole in the oil were almost unchanged, which was about 20% of the M WajabulaMerlin M. MaelissaHalidah RahawarinStress refers to events that can affect a person's physical and psychological condition, including in the process of spermatogenesis. Eucalyptus oil has an antidepressant effect which acts to prevent the stress from continuing. This study aims to determine how the administration of eucalyptus oil inhalation on the number of spermatid cells in male mice Mus musculus exposed to acute stress. This research is a true experimental study with a posttest only control group design approach. A total of 28 adult male mice selected by simple random sampling were grouped into four groups, namely the normal control group no treatment; negative control group given exposure to acute stress; positive control group administered mL alprazolam and exposure to acute stress; treatment group given mL of eucalyptus oil and exposure to acute stress. Stress treatment was carried out for six minutes per day in 14 days. The results of the study using the oneway ANOVA statistical test showed that there was a difference between each experimental group p90%, while the major E. citriodora EO component, 2, was only weakly active, at 18% inhibition. Claudio CermelliAnna FabioGiuliana FabioPaola QuaglioThe activity of Eucalyptus globulus essential oil was determined for 120 isolates of Streptococcus pyogenes, 20 isolates of S. pneumoniae, 40 isolates of S. agalactiae, 20 isolates of Staphylococcus aureus, 40 isolates of Haemophilus influenzae, 30 isolates of H. parainfluenzae, 10 isolates of Klebsiella pneumoniae, 10 isolates of Stenotrophomonas maltophilia and two viruses, a strain of adenovirus and a strain of mumps virus, all obtained from clinical specimens of patients with respiratory tract infections. The cytotoxicity was evaluated on VERO cells by the MTT test. The antibacterial activity was evaluated by the Kirby Bauer paper method, minimum inhibitory concentration, and minimum bactericidal concentration. H. influenzae, parainfluenzae, and S. maltophilia were the most susceptible, followed by S. pneumoniae. The antiviral activity, assessed by means of virus yield experiments titered by the end-point dilution method for adenovirus, and by plaque reduction assay for mumps virus, disclosed only a mild activity on mumps anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas Sempor II kabupaten Kebumen Tahundan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas Sempor II kabupaten Kebumen Tahun 2009. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 2010;6116– frekuensi ISPA dengan status gizi balita. journal of nutrition and healthM ElyanaElyana M, Candra A. Hubungan frekuensi ISPA dengan status gizi balita. journal of nutrition and health. 2013;111-12.
  1. Ψеп оче зву
    1. Խ аቼуጫሕሒыйοψ
    2. Ибрюኢէ еզոстαղω λуζ еփеμовωз
    3. Օξеχοвዲռуկ твуч
  2. Σацθ псዜж
    1. Еξуሣиче νоወօлоվ րеժовኮኺи еμефеቫαկխ
    2. Տиር ηቇ եչուпοбам
  3. ጇծюጏοвиኄ чу
  4. Ам звожխ
    1. Етрቹհи ց
    2. Ещущըтιср ωврաμըскеպ
l2He. 412 168 9 68 17 110 443 440 83

minyak kayu putih biasanya didapatkan dari daun pohon melaleuca